[FONT="Georgia"][size="4"][color=gray]Setiap manusia memancarkan aura ataupun gelombang. Terkadang aura atau gelombang itu lemah, kusam dan gelap. Sehingga menutup path-path terbaik untuk masa depan.

Banyak hal yang menyebabkan itu semua terjadi, seperti halnya perbuatan negatif yang ada saja kita perbuat dalam aktivitas keseharian. Dan yang memperparah adalah perbuatan yang kita sadari bahwa sesungguhnya itu negatif tetapi masih saja kita lakukan. Contohnya berbohong, Korupsi (berapapun jumlahnya), Dsb.

Sebenarnya saat terlahir ke dunia ini, seorang manusia itu bersih. Namun semakin bertambah usia semakin banyak perbuatan negatif baik yang disadari maupun tidak disadari yang manusia perbuat. Disetiap diri manusia ada hoki - hoki yang telah menjadi jalan nasib, namun hoki itu perlu dibooster, dikembangkan, ditingkatkan dengan jalan - jalan yang berhubungan dengan spiritualitas.

Maka dari itu terciptalah yang namanya ibadah, do'a, dan kegiatan spiritualitas lain untuk memboosternya. Namun kebanyakan manusia tidak menyadarinya. Justru malah banyak yang meremehkan, bahkan meninggalkannya. Sehingga ketika manusia melakukan hal itu, pudarlah cahaya - cahaya, energi - energi dan gelombang - gelombang yang mampu menjadi pemicu terealisasinya "Hoki" dalam kehidupan. Dan butuh waktu lama bagi manusia biasa untuk menghadirkan kembali pemicu - pemicu tersebut di dalam selubung - selubung diri manusia.

Rezeki, hoki, penglaris itu memang harus diteliti. Seperti hal nya buah apel yang jatuh dari pohonnya, ketika ada yang bertanya "kenapa buah dapat apel dapat terjatuh dari pohonnya?" maka sang awam pun akan menjawab "karena buah itu telah matang." Namun lain hal nya bila yang menjawab adalah Sir Isaac Newton yang sebelumnya telah mengadakan penelitian tentang buah apel yang jatuh tersebut. Yap, karena adanya Gaya gravitasi, dsb.

Begitupula rezeki, hoki, penglaris yang memang hakikatnya telah ditetapkan di dalam kehidupan manusia oleh Sang Maha Pemberi Rezeki Yang Maha Adil. Ketika ada fenomena KEGAGALAN mendapatkannya, Maka sang awam akan berkata "Belum Rezeki.", "Saya tdak ada hoki.". Namun berbeda ketika kami yang menjawabnya, sebab kami adalah sebagian orang - orang yang telah menemukan jalan, cara dan kiat - kiatnya setelah sebelumnya diadakan survey dan meneliti hal - hal yang telah dibahas di atas.
[center]