Daewoo Indonesia, Embun Pagi
KAEF: May achieve internal target
Kimia Farma (KAEF) merupakan di antara pihak utama yang mendapat manfaat dari program pemerintah Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN, yang berlaku sejak Januari 2014. JKN memiliki target untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan melalui sistem asuransi untuk seluruh masyarakat Indonesia, secara bertahap. Program JKN, yang diinisiasi sejak tahun 2004, dibiayai oleh anggaran pemerintah, pemberi kerja, pekerja, dan peserta mandiri ini, sudah melayani 131,9juta peserta pada akhir 2014 and menargetkan pelayanan menjadi 168juta peserta akhir tahun ini. Dilain pihak, pengeluaran untuk pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia, pada IDR1juta per tahun per orang yang merepresentasikan pengeluaran total di rasio 3,15% terhadap PDB, berada di bawah rata-rata kebanyakan negara pada rasio 6,3% dari PDB. Sementara itu, tahun 2014, sektor farmasi mengalami pelemahan pertumbuhan pada 4,86% YoY menjadi IDR58,3tr vs. 16,27% YoY di tahun 2013, juga karena pelemahan ekonomi umum. Untuk tahun ini, asosiasi sektor farmasi memperkirakan pertumbuhan omzet sebesar kisaran 9%-11% ke IDR65tr. Program JKN yang diwajibkan pemerintah ini akan menggairahkan sektor farmasi Indonesia melalui tujuan pelayanan kepada 100% penduduk.
Dalam laporan tahunan 2014, Kimia Farma menyatakan target pertumbuhan sebesar 13% tahun ini menjadi IDR5,1tr, dengan marjin laba bersih di 5%. Menelaah kinerja kuartal I-2015 (KI-15), kami berpendapat KAEF berada dalam kisaran jalur yang tepat untuk memenuhi target internal. Untuk mengingatkan, pertumbuhan penjualan KAEF pada KI-15 sebesar 17,1% YoY menjadi IDR1,02tr. Sementara itu, pertumbuhan biaya penjualan lebih rendah, sehingga KAEF berhasil mencatatkan pertumbuhan laba kotor sebesar 25,1% YoY. Pertumbuhan laba kotor ini cukup untuk memperbaiki marjin laba usaha pada KI-14 menjadi 7,0% vs. 3,4% di KI-14. Selama lima tahun terakhir, kinerja kuartal pertama mewakili kisaran 16%-19% kinerja satu tahun. Investor boleh memperhatikan bagaimana emiten ini bisa memenuhi target internal kinerja keuangannya, dimana KAEF saat ini diperdagangkan pada 18,5 kali estimasi pendapatan. KAEF, yang didirikan pada 1971 merupakan emiten BUMN ini, memiliki enam pabrik, 617 apotek, dan 253 klinik yang tersebar di Indonesia.