Jika para mahluk halus bertarung,
pertarungan itu bisa dilakukan secara
fisik, yaitu memukul dan menendang
seperti perkelahian di dunia manusia, bisa juga dengan cara melontarkan /
menghantamkan energinya kepada
lawannya untuk memukul jarak jauh atau menusuk lawannya dengan energinya, bisa juga secara frontal saling menabrakkan / menghantamkan fisik dan energi mereka dengan lawannya. Dalam perkelahian frontal tersebut mahluk halus yang kekuatannya besar akan bisa menghajar yang kekuatannya lebih lemah.
Mahluk halus yang sosoknya seperti
manusia kekar bertelanjang dada, yang
sosoknya hitam besar seperti gondoruwo dan yang sosoknya seperti raksasa buto, kebanyakan ketika berkelahi dengan mahluk halus lain akan cenderung bertarung secara frontal mengadu kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
Sedangkan mahluk halus jenis lain tidak semuanya menonjolkan kekuatan dan ketahanan tubuh. Jika bertarung dengan mahluk halus lain mereka lebih banyak mengandalkan kegesitan, kelincahan gerak dan kekuatan memukul untuk mengalahkan lawannya.
Mereka di alam halus biasanya dapat
mengukur kekuatan masing-masing,
sehingga yang kekuatannya lebih rendah akan memilih mundur daripada harus bertarung dan kalah dengan menanggung banyak luka. Selain diperlukan kemampuan spiritual khusus untuk dapat mengukur kekuatan sesosok mahluk halus, bila kita mampu menyelami psikologis mereka, maka kita juga akan dapat seperti mereka, mengukur kekuatan masing- masing mahluk halus.
Untuk menggambarkan tingkatan
kekuatan para mahluk halus, selain sukma manusia, dapat dibuat gambaran sebagai tolok ukur / perbandingan kekuatan / kesaktian masing-masing mahluk halus
sbb :
- Energi kekuatan kuntilanak diibaratkan seperti percikan-percikan api kembang api.
- Energi kekuatan gondoruwo = 2 kali lipatnya kekuatan kuntilanak.
- Energi kekuatan & perlindungan mustika wesi kuning = 100 kali lipatnya kekuatan kuntilanak atau 50 kali lipatnya kekuatan gondoruwo.
- Energi kekuatan & perlindungan mustika merah delima (md) = 9 kali lipatnya kekuatan mustika wesi kuning.